Titik Kontak Bimetal Tungsten banyak digunakan dalam peralatan listrik karena kinerja listriknya yang sangat baik dan ketahanan suhu tinggi. Ketahanan oksidasi pada titik kontak merupakan faktor kunci untuk memastikan stabilitas jangka panjangnya. Ketahanan oksidasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor ini dan dampaknya terhadap kinerja titik kontak bimetal tungsten akan dibahas secara rinci di bawah ini.
1. Pemilihan dan kombinasi bahan
Tungsten sendiri memiliki ketahanan oksidasi yang baik, namun ketahanan oksidasinya juga dipengaruhi oleh bahan logam lain yang menyusunnya. Biasanya tungsten digabungkan dengan logam seperti perak, tembaga atau nikel. Sifat oksidasi logam-logam ini berbeda, yang secara langsung mempengaruhi kemampuan anti-oksidasi titik kontak secara keseluruhan. Misalnya, perak mudah teroksidasi dalam lingkungan bersuhu tinggi, dan tembaga akan membentuk lapisan isolasi setelah oksidasi, sehingga mempengaruhi aliran arus. Oleh karena itu, ketika memilih logam komposit, perilaku oksidasinya perlu dipertimbangkan untuk memastikan ketahanan oksidasi material secara keseluruhan.
2. Proses pembuatan
Proses pembuatan kontak bimetal tungsten memiliki dampak signifikan terhadap ketahanan oksidasinya. Saat menggunakan proses sintering suhu tinggi atau pengepresan panas, kekuatan ikatan dan kepadatan material akan mempengaruhi ketahanan oksidasinya. Kekuatan ikatan yang lebih tinggi dan struktur mikro yang lebih rapat mengurangi penetrasi oksigen, sehingga meningkatkan ketahanan oksidasi. Selain itu, proses perawatan permukaan (seperti pelapisan perak, pelapisan nikel, atau pelapisan semprot) juga dapat memberikan lapisan perlindungan tambahan pada titik kontak dan meningkatkan kemampuannya dalam menahan oksidasi.
3. Kondisi lingkungan
Ketahanan oksidasi Titik Kontak Bimetal Tungsten juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kerja. Di lingkungan dengan suhu tinggi, kelembapan tinggi, atau konsentrasi oksigen tinggi, titik kontak lebih mungkin mengalami reaksi oksidasi. Oleh karena itu, faktor-faktor seperti suhu, kelembaban dan konsentrasi oksigen di lingkungan penggunaan akan secara langsung mempengaruhi ketahanan oksidasi pada titik kontak. Dalam kondisi lingkungan yang keras, sangat penting untuk memilih bahan dengan sifat antioksidan yang lebih kuat atau merancang struktur yang lebih kuat.
4. Frekuensi penggunaan dan pemuatan
Frekuensi penggunaan dan beban listrik pada titik kontak juga merupakan faktor kunci yang mempengaruhi ketahanan oksidasi. Dalam aplikasi frekuensi tinggi dan beban tinggi, titik kontak akan sering mengalami operasi peralihan, yang dapat menyebabkan suhu permukaan meningkat dan mempercepat reaksi oksidasi. Oleh karena itu, mengurangi frekuensi penggunaan atau beban listrik secara tepat dapat secara efektif memperpanjang masa pakai titik kontak dan meningkatkan kapasitas antioksidannya.
5. Kebersihan permukaan
Kebersihan permukaan titik kontak juga berdampak pada ketahanan oksidasinya. Kehadiran kotoran permukaan, minyak dan oksida dapat mempengaruhi kualitas kontak listrik dan sifat antioksidan. Pembersihan dan pemeliharaan titik kontak secara teratur dapat menjaga kontak yang baik dan mengurangi terjadinya reaksi oksidasi.
6. Kontrol suhu
Suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi laju reaksi oksidasi. Di lingkungan bersuhu tinggi, laju reaksi oksidasi meningkat, yang dapat menyebabkan degradasi material dengan cepat. Oleh karena itu, mengontrol suhu kerja titik kontak dan mencegahnya beroperasi pada suhu terlalu tinggi dalam waktu lama merupakan tindakan efektif untuk meningkatkan ketahanan oksidasi. Pengendalian suhu dapat dicapai dengan memperbaiki desain termal atau menggunakan sistem pendingin.